Minggu, 22 Mei 2011

Lain ladang lain belalang

Lain ladang lain belalang, begitulah peribahasa yang dapat diungkapkan dalam pengalaman baru hidup di negeri orang lain. Kalau di kampung halaman - di kehidupan desa - interaksi dengan tetangga sangat begitu kental, beda dengan kondisi di sini. Bundoora, sebuah suburb - kota pinggiran di wilayah Victoria, yang penduduknya multiculture, multinationality, kehidupan sosial lebih cenderung individualistik. Jangankan nongkrong di depan rumah dengan bercengkeramah dengan tetangga yang kadang dihampiri bakul jajanan, atau penjual bakso layaknya di kampung halaman, lihat orang lalu lalang di luar rumah juga jarang. Kesan pertama datang di tempat baru ini di saat malam hari adalah layaknya hidup di kota mati apabila sudah masuk suatu kampung (tidak dipinggir jalan raya).


Perbedaan kultur ini memberikan konsekuensi tersendiri untuk menyikapi bagaimana harus hidup di negeri orang.

Tulisan pertama

Salam hangat di musim yang mulai dingin

Ini adalah tulisan pertamaku. Tulisan yang mengimplementasikan keinginan untuk belajar menulis, menuangkan lamunan, angan-angan, atau pun apapun yang ada dalam pikiran. Tulisan pertama ini terinspirasi oleh banyaknya lamunan yang mampir di dalam pikiranku semalam setelah tidak fokus mengerjakan tugas, banyak angan-angan dan hayalan yang menyebabkan susah tidur. Terbesutlah pikiran untuk menuangkan lamunan dan angan-angan itu dalam tulisan yang mungkin tidak banyak bermakna dan berarti dalam blog ini. Semoga dengan menuangkan hayalan, lamunan dan angan-angan ke dalam blog ini membuat cepat terlelap dalam mimpi indahku apabila ingin tidur.

SK Dirjen Pendis Nomor 1531 Tahun 2020 Tentang Pengangkatan Guru Yang Diberi Tugas Tambahan Sebagai Wakil Kepala Madrasah

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menerbitkan Keputusan nomor 1531 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Guru Yang Dibe...