Tampilkan postingan dengan label Travelling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Travelling. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 Juni 2020

Catatan Haji 2019: Mengambil Miqot ke Tan'im menggunakan bus umum ketika musim haji

Bagi jamaah haji atau umroh yang telah berada di kota Makkah (bukan saat pertama datang ke Tanah Haram Makah) dan berkeinginan untuk melaksanakan umroh sunnah, maka harus keluar dari tanah haram untuk mengambil miqot. Hal ini karena miqot bagi penduduk Makkah adalah keluar dari tanah haram, seperti Tan'im, Ji'ronah maupun Hudaebiyah. Miqot yang terdekat dari Masjidil Haram adalah Tan'im yang berjarak sekitar 5 km.

Biasanya jamaah mengambil miqot untuk melaksanakan umroh ini di Masjid Ummul Mu'minin Aisyah di Tan'im, dengan mengawalinya melaksanakan mandi sunah (bagi yang belum mandi ihrom, karena umumnya sudah pada mandi sunah sejak dari hotel) maupun sholat sunah Ihrom sebelum niat ihrom. Masjid Aisyah ini terletak di luar batas tanah Haram yang ada di Tan'im.

Bagi jamaah haji yang menginginkan umroh sunnah, biasanya melakukan umroh sunnah ini dengan berkelompok dengan memakai taksi atau pun dengan menyewa mobil secara kelompok. 
Nah, bagi jamaah yang ingin umroh sendiri, atau berdua dengan istri ataupun ingin sedikit berhemat, bisa menggunakan bis umum rute Masjidil Haram ke Masjid Aisyah di Tan'im dengan ongkos 3 riyal sekali jalan. Jadi perjalanan PP membutuhkan biaya 6 riyal.
Setahu saya ada dua terminal untuk pemberhentian bus khusus umroh ini selama musim haji, yaitu terminal Jarwal dan terminal Ghaza Syib Amir. 
  • Terminal Jarwal, terletak di sisi Utara sebelah barat Masjidil Haram (sisi pelataran Abdul Aziz Extension) 


    Di terminal jarwal ini tidak ada loket khusus untuk pembelian tiket. Untuk naik bus, kita tinggal menuju bus paling ujung depan yang akan segera berangkat, di situ biasanya akan ada petugas tiket dengan membawa rompi Saptco


    Seperti itu tampilan bus dan petugas tiketnya yang Sobat untuk bus yang ke arah Tan'im (kondisi bus Saptco di musim haji 2019).

  • Terminal kedua berada di Syi'b Amir, terminal ini berada di sisi Utara sebelah Timur (Timur Laut), yang kalau jalan akan masuk ke masjidil haram dari arah ini, akan menuju ke bukit Marwah. Terminal ini, pada musim haji merupakan terminal utama bus-bus sholawat (yang melayani jamaah haji dari berbagai arah, kecuali bis yang dari Misfalah). Untuk Terminal Syi'b Amir ini, ada loket khusus berupa pos kecil khusus penjualan tiket.


    Ketika kita naik bus, sopir akan meminta tiket kita dan memasukkan ke kotak tiket di samping sopir bus. Kadang kita temui sopir Bus Saptco ini merupakan sopir berkewarganegaraan Indonesia.

    Sesampai di Masjid Aisyah di Tan'im, kita akan diturunkan di belakang atau di samping sisi masjid. setelah turun kita bisa mandi sunah atau wudhu dan memakai pakaian ihrom (jika belum) dilanjutkan sholat sunah ihrom di Masjid Aisyah.

    Untuk kembali ke Masjidil Haram, kita beli tiket lagi 3 riyal di depan masjid Aisyah. Untuk naik ini kita biasanya berebut naik (tergantung waktu, ramai atau tidaknya jamaah yang akan melakukan umroh). Jadi kalau baru pertama kali dan bareng-bareng dengan rombongan, pastikan bisa bareng untuk menghindari terpisahnya rombongan). Bus dari Tan'im ini ke arah Masjidil Haramnya juga bisa ke Terminal Jarwal atau ke Terminal Syib Amir. Untuk pertama kali jika kebetulan terminal berangkat dan pulang beda, terkadang bikin kita bingung ya sobat, tapi ndak terlalu masalahan jika kita sudah memahami area Masjidil Haram.

    Jika kita turunnya di Masjidil melewati Terminal Jarwal, kita bisa masuk melalui Umroh Gate, tapi jika turunnya di Terminal Syib Amir, kita bisa masuk Masjidil Haram melalui Pintu dari arah Tower Zamzam.

    Begitu ya Sobat, sekedar berbagi pengalaman ketika haji di tahun 2019 yang baru sempat di tulis sekarang, mungkin bermanfaat..





Jumat, 26 Juni 2020

Trik Komunikasi Hemat Saat Roaming Internasional

Sekadar traveling atau temporary ke luar negeri untuk tujuan tertentu seperti belajar atau haji adalah pengalaman yang tak terlupakan untuk sebagian orang. Di saat kita berada di luar negeri, tentunya kita tidak ingin komunikasi dengan keluarga atau teman terputus. Meski saat ini banyak media untuk tetap selalu komunikasi dengan keluarga atau teman (e.g. internet), handphone masih tetap merupakan sarana efektif untuk komunikasi. Tetapi kendala yang dihadapi saat roaming internasional adalah mahalnya biaya roaming internasional. Tapi hal tersebut bisa "diakali" dengan tip berikut:

  1. Nomor yang kita pake di Indonesia jangan ditinggal, dibawa.
  2. Aktifkan roaming internasional sebelum berangkat, dan pastikan roaming internasional kita sudah aktif sebelum berangkat. Contoh untuk aktifasi roaming international telkomsel adalah :   IR spasi >< nomor kartu >  kirim ke 1616 (tidak promosi lho) dan pastikan telah dapat notifikasi bahwa permintaan roaming internasional telah aktif.
  3. Di saat sampai di negara tujuan aktifkan handphone dengan nomor kita, tunggu beberapa saat biasanya akan muncul logo operator partner kartu kita dan operator nomor indonesia kita.
  4. Setelah nomor kita aktif di negara orang lain. Kita bisa menerima sms dengan gratis, tapi tidak gratis untuk menerima telpon (mahal). Untuk membalas sms berdasarkan pengalaman memakai 2 operator (Indosat dan Simpati) dikenakan charge 4.000 IDR per sms. Telepon lebih mahal tentunya.
  5. Hal itu bisa diakali dengan kita beli perdana yang punya tarif murah untuk telpon atau sms ke Indonesia. Misal, kartu telepon murah Astralia: LEBARA, LYCA MOBILE, GT MOBILE, GOTALK, dll. Meski ada kendala di sini, yaitu aktifasi nomor telpon, tapi ada beberapa toko yang menjual kartu yang sudah teraktifasi, sehingga kita tinggal pake.
  6. Nah jangan lupa kalau pas sms atau telpon ke teman atau keluarga di Indonesia meminta mereka kalau sms ke nomor telpon indonesia yang kita bawa, biar teman atau keluarga kalau sms kita tetep murah (ditambah sekarang kan banyak promo, kirim sms 2 kali bonus sekian kali sms). Yang sms kita dari Indonesia kan tetep murah kan, gopek bisa dipake sms keluarga seharian dibanding kalau kelurga sms ke nomor operator yang kita beli di luar negeri.
  7. Kalau keluarga di Indonesia pingin telepon, telpon ke Nomor yang kita beli di luar negeri jangan pake nomor telpon (Indosat, telkomsel, dsb) yang kita bawa. Untuk kelurga atau teman di Indonesia bisa pake SLI murah (misal pake 01017 utk telkom/telkomsel, 01016 untuk Indosat, dll).
  8. Nah untuk balas sms jangan pake nomor Indonesia, tapi pake nomor operator luar negeri yang tarif murah tersebut. lebih hemat kan.
Semoga tip ini bisa bermanfaat terutama remaja yang hobi sms-an. Lebih murah lah dibanding kalau aktifasi BBM pake kartu Indonesia saat roaming. 

Minggu, 30 September 2018

Berhemat di Bandara Baru Ahmad Yani Semarang

Sahabat Dumay, hemat tidak sama dengan pelit ya.., hemat lawan kata dari boros, sedangkan pelit lawan katanya derma.

Sejak bulan Juni 2018, operasional Bandara Ahmad Yani dialihkan dr teminal lama ke terminal baru yang lebih megah dan lebih layak untuk penumpang yang mobilitasnya semakin tinggi. Saat pertama kali terminal baru Bandara Ahmad Yani ini diopersionalkan, belum semua sarana pendukung telah siap. Secara bertahap, sarana-sarana pendukung tersebut dikerjakan untuk mendukung operasional terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang.

Pada saat awal operasional Bandara Baru Ahmad Yani ini, penulis kehilangan satu hal yang tidak dijumpai di terminal baru ini, yaitu tempat makan dan minum yang murah. Kalau di terminal lama penulis mendapati tempat makan murah, yaitu di seberang parkir mobil, yaitu deretan warung tempat para karyawan bandara untuk makan.  Di terminal baru awalnya penulis tidak menemukan tempat makan dan minum murah ini, seiring berjalannya waktu, ada pedadang yg menjual makan dan minum murah yaitu di pintu masuk gedung parkir (ini pada awal-awal pembangunan parkir bandara belum selesai). Tempatnya tidak permanen, karena pedagang ini membuka lapak warung makannya dengan memodifikasi mobil pikup untuk jualan dengan mengambil salah lahan parkir untuk satu mobil. Tempat makan murah ini menjual rames, pecel dan masakan jawa lainnya. Di sini harga makanan dan minuman lebih murah dari pada kalau makan di dalam gedung utama Bandara Ahmad Yani yang baru, yang harganya bisa dua atau tiga kalau lipatnya. Pertanyaannya apakah pedagang ini akan bertempat di situ terus ataukah pengelola bandara menyediakan tempat khusus setelah proses pembangunan Bandara sempurna seperti di tempat lama penulis tidak tahu. Update saat ini (tahun 2020), untuk tempat makan murah ini sudah disediakan tempat khusus yaitu di sisi selatan gedung parkir (di depan masjid bandara) dan tempatnya sudah permanen.

Nah, itu salah satu jalan untuk berhemat ketika berada di terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang. Adapun cara lain dalam berhemat di Bandara Ahmad Yani yang baru adalah memilih moda transportasi yang tepat menuju atau dari bandara.

Ada beberapa moda transportasi yang bisa dipakai untuk menuju dan dari Bandara baru Ahmad Yani Semarang:

Pertama, Bus Rapid Transport (BRT) Trans Semarang.
Sebetulnya Bus Trans Semarang ini sudah ada sejak Bandara Ahmad Yani berada di lokasi yang lama, tetapi BRT ini tidak masuk ke Bandara, Sedangkan di Bandara Ahmad Yani yang baru, Bus Trans Semarang ini masuk ke lokasi Bandara Ahmad Yani, tepatnya di sebelah kiri Pintu keluar kedatangan (itu awal-awal bandara ini belum selesai proses pembangunannya), saat ini sudah ada shelter bus BRT Khusus di seberang pintu keberangakatan. Dengan Bus Trans Semarang ini, penumpang bisa masuk maupun keluar dan terhubung dengan tempat lain di Semarang, seperti Penggaron, Mangkang, Terboyo, Tembalang, Banyumanik, Gurung Pati, dan Ngaliyan. Bus Trans Semarang ini sudah terhubung antara koridor, sehingga penumpang tidak perlu membayar lebih untuk pindah antar koridor. Pengguna BRT Trans Semarang ini cukup mengeluarkan biaya Rp 3.500,-. Oh iya teman-teman, kalau mau menjadikan BRT ini sekedar penghubung sementara, teman-teman bisa menggunakan BRT hingga keluar dari bandara dan sesampainya di shelter pertama (di depan PRPP), teman-teman bisa beralih mengganti moda transportasi dengan ojek online.

Kedua, Ojek Online
Ojek online yang beroperasi di Semarang saat ini adalah Gojek dan Grab. Penggunaan Ojek Online ini hanya terbatas untuk masuk ke Bandara, sedangkan untuk keluar bandara sepertinya belum boleh secara resmi. Pengalaman penulis memesan Grab Bike, driver Grab Bike yang penulis pesan tidak mau mengambil penumpang di dalam bandara dan meminta untuk dibatalkan (cancel). Saran penulis kalau ingin menggunakan moda trasnport ini, naik dulu Trans Semarang, setelah keluar dari Bandara baru memesan ojek online.

Ketiga, Taksi
Untuk masuk ke Bandara, Di Semarang banyak operator taksi yang bisa digunakan, seperti: Blue Bird, Atlas, Kosti, Puri Kencana, dan yang lain yang penulis tidak terlalu hafal untuk disebutkan semuanya. Semua taksi ini bebas untuk masuk ke bandara.
Tetapi, hanya taksi bandara saja yang bisa beroperasi di bandara baru Ahmad Yani Semarang. Untuk menggunakan taksi ini, pengguna harus melalui konter resmi taksi bandara yang berada di pintu keluar Bandara Ahmad Yani.
Ada tambahan satu kategori untuk jenis ini, yaitu taksi gelap (plat hitam) yang akan memberikan tawaran kepada penumpang yang keluar bandara, dengan pola tarif tawar menawar.

Keempat, Kendaraan Pribadi
Pengelola bandara baru Ahmad Yani Semarang, telah menyediakan lahan parkir yang lebih luas dari pada lahan parkir di Bandara Ahmad Yani yang lama. Pengelola juga menyediakan gedung parkir berlantai 2 (dua). Kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat bisa menggunakan lahan parkir ini. Mobil maupun sepeda motor juga bisa parkir inap di Bandara Baru Ahmad Yani ini. Adapun tarip parkir bandara baru Ahmad Yani ini adalah:
1. Mobil (indoor):
    - 1 jam pertama Rp 6.000,-
    - per jam berikutnya secara progressif Rp 4.000,-
    - tarif inap per malam Rp 98.000,-

2. Motor (indoor):
    - 1 jam pertama Rp 3.000,-
    - tarif inap per malam 10.000,-

Dengan pemilihan moda transport yang tepat (dengan mempertimbangkan kelonggaran waktu, jarak tempuh dan barang bawaan) kita dapat menghemat ketika akan menuju maupun dari Bandara Ahmad Yani yang baru.

Semoga bermanfaat



Minggu, 22 Mei 2011

Lain ladang lain belalang

Lain ladang lain belalang, begitulah peribahasa yang dapat diungkapkan dalam pengalaman baru hidup di negeri orang lain. Kalau di kampung halaman - di kehidupan desa - interaksi dengan tetangga sangat begitu kental, beda dengan kondisi di sini. Bundoora, sebuah suburb - kota pinggiran di wilayah Victoria, yang penduduknya multiculture, multinationality, kehidupan sosial lebih cenderung individualistik. Jangankan nongkrong di depan rumah dengan bercengkeramah dengan tetangga yang kadang dihampiri bakul jajanan, atau penjual bakso layaknya di kampung halaman, lihat orang lalu lalang di luar rumah juga jarang. Kesan pertama datang di tempat baru ini di saat malam hari adalah layaknya hidup di kota mati apabila sudah masuk suatu kampung (tidak dipinggir jalan raya).


Perbedaan kultur ini memberikan konsekuensi tersendiri untuk menyikapi bagaimana harus hidup di negeri orang.

SK Dirjen Pendis Nomor 1531 Tahun 2020 Tentang Pengangkatan Guru Yang Diberi Tugas Tambahan Sebagai Wakil Kepala Madrasah

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menerbitkan Keputusan nomor 1531 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Guru Yang Dibe...